logo

Headlines News :
Home » » Indonesia Memiliki 35 Dari 300 Spesies Alga Beracun Di Dunia

Indonesia Memiliki 35 Dari 300 Spesies Alga Beracun Di Dunia

Written By Info Apa Sih ? on Jumat, 24 Februari 2012 | Jumat, Februari 24, 2012


Alga Pyrodinium di indonesiaproud wordpress com
Alga Pyrodinium
Peneliti biologi kelautan LIPI berhasil mengidentifikasi adanya alga beracun di lautan. Dari 300 spesies yang ada di dunia, 35 spesies di antaranya terdapat di Indonesia.
“Salah satu yang paling beracun adalah golongan Pyrodinium. Alga ini tersebar di Teluk Kao, Lampung, Ambon, serta laut antara Kalimantan dan Sulawesi,” kata Tumpak Sidabutar, peneliti Pusat Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2 LIPI).
Menurut Tumpak, alga Pyrodinium mengandung paralytic shellfish poisoning (PSP) yang dapat mengakibatkan kerusakan saraf dan paralyzed“Kasus akibat alga ini pernah terjadi di Ambon dulu, ada dua korban yang meninggal,” ujar Tumpak (21/2).
Tumpak mengatakan, racun yang dimiliki jenis alga beracun bisa terakumulasi pada tubuh hewan laut lewat proses rantai makanan. Bahaya muncul saat manusia mengonsumsi ikan serta beragam produk laut lainnya.
Bahaya paling besar terjadi jika seseorang mengkonsumsi kerang-kerangan karena kerang lebih bisa mengakumulasi racun ini.
Kepala P2 Oseanografi LIPI Zainal Arifin mengatakan bahwa penelitian lebih mendalam tentang jenis, sebaran, dampak, serta kandungan racun jenis-jenis alga beracun perlu dilakukan untuk mengantisipasi dampaknya.
Oleh karena itu, digagaslah The North Pacific Marine Science Organization (Pices) Harmful Algae Blooms (HAB) untuk mendiskusikan dan menyusun langkah rencana penelitian dengan melibatkan negara yang lebih berpengalaman.
LIPI saat ini menjalin kerja sama dengan National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) dari Amerika Serikat untuk melakukan penelitian tentang blooming algae.
Pemantauan terhadap blooming algae itu dilakukan dengan satelit. Peneliti kemudian akan mengambil sampel untuk mengetahui jenis alganya, apakah beracun atau tidak.
Hasil penelitian itu diharapkan bisa menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah ataupun pusat untuk mulai mengupayakan keamanan makanan laut dari sisi toksikologi.
Hal ini disampaikan P2 Oseanografi LIPI yang mengadakan seminar pelatihan dan seminar“Seafood Safety in Indonesia” pada 20-22 Februari 2012 dengan menghadirkan pembicara dari NOAA, LIPI, Indonesia Marine and Climate Support (IMACS), dan United States Agency for International Development (USAID).

Share this post :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Info Apa Sih ? - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger