Meski
semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, perilaku
merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan perilaku yang masih
dapat ditolerir oleh masyarakat. Hal ini dapat dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum maupun di
jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat disaksikan dan di jumpai orang
yang sedang merokok. Bahkan bila orang merokok di sebelah ibu yang
sedang menggendong bayi sekalipun orang tersebut tetap tenang
menghembuskan asap rokoknya dan biasanya orang-orang yang ada
disekelilingnya seringkali tidak perduli.
Hal
yang memprihatinkan adalah usia mulai merokok yang setiap tahun semakin
muda. Bila dulu orang mulai berani merokok biasanya mulai SMP maka
sekarang dapat dijumpai anak-anak SD kelas 5 sudah mulai banyak yang
merokok secara diam-diam.
BAHAYA ROKOK
Kerugian
yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan. Tapi sayangnya
masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Dalam
asap rokok terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua
diantaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat
karsinogenik (Asril Bahar, harian umum Republika, Selasa 26 Maret 2002 :
19). Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat
memicu terjadinya kanker. Pada awalnya rokok mengandung 8 – 20 mg
nikotin dan setelah di bakar nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah
hanya 25 persen. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu
hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.
Efek
dari rokok/tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya
tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi
psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah
rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap
gawat (Roan, Ilmu kedokteran jiwa, Psikiatri, 1979 : 33).
TYPE-TYPE PEROKOK
Mereka
yang dikatakan perokok sangat berat adlah bila mengkonsumsi rokok lebih
dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun
pagi. Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang
waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6 – 30 menit. Perokok sedang
menghabiskan rokok 11 – 21 batang dengan selang waktu 31-60 menit
setelah bangun pagi. Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang
dengan selang waktu 60 menit dari bangun pagi.
Menurut
Silvan Tomkins (dalam Al Bachri,1991) ada 4 tipe perilaku merokok
berdasarkan Management of affect theory, ke empat tipe tersebut adalah :
Tipe
perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok
seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam
Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub tipe ini :
1. Pleasure relaxation,
perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
2. Stimulation to pick them up.
Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
3. Pleasure of handling the cigarette.
Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja.
Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif.
Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila ia marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
1. Perilaku merokok yang adiktif.
Oleh Green disebut sebagai psychological Addiction. Mereka yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun
2. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaannya rutin.
Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan atas :
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku perokok.
1. Merokok di tempat-tempat Umum / Ruang Publik:
Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.
merokok ditengah orang-orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok ditempat tersebut, tergolong sebagai orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata krama.
2. Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi:
Di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memilih tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah yang mencekam.